Kapan nikah??adalah pertanyaan yang kerap menghantui perawan – bujang. Sejak kapan pertanyaan itu ditembakkan pun beragam,ada yang mendapat pertanyaan itu sehari setelah baligh,setelah lulus kuliah atau setelah bekerja dan kemudian menjadi pertanyaan rutin disetiap acara keluarga. Semacam basa-basi yang beneran basi ditanyakan. Apalagi bila teman bermain kita satu persatu melepas status lajangnya,entah kenapa tiba-tiba lingkungan mulai dari orang tua,budhe pakdhe,bulek paklek,saudara bahkan rumput bergoyang bertanya “giliran kamu kapan?”.

Balik lagi ke pertanyaan ” kapan nikah” yang kadang dimulai dengan sanjungan “wah udah kerja ya?” atau “makin manis aja” juga “hebat ya sekarang udah mandiri” tapi ujungnya juga “kok gak nikah sih,tunggu apa lagi?” atau semacam “ini ada itu ada,nikahnya kapan?” lah hatinya belum notok jedok eh pak,pripun???
Notok Jedok???iya notok jedok..Menikah itu bukan perkara urusan ucapan 5 menit dan resepsi 7 hari 7 malam saja,melainkan akad pada sebuah komitmen untuk bersama berjuang sampai maut memisahkan. Karena komitmen yg harusnya dijaga seumur hidup itulah maka keyakinan yang paling yakin diperlukan. Jadi bila saya mau nikah pastinya dengan yang bikin hati notok jedok. Bukan perkara pendidikan,materi atau ketampanan bak arjuna yang membuat hati ini notok jedok. Tapi lebih pada bagian kecil dari diri ini yang disebut nurani yang membisikkan “itu wes passs banget perpaduan kopi dan gulanya” yang membuat kita mau menerima dan diterima.
Jadi kapan nikah??tunggu notok jedok dulu ya 😉
Kapan notok jedoknya?? Biar waktu yang menjawab *haiyah*

Ada gambar tambahan dari mbak mbak inisial NITA yg cukup pas nih :p

image